Siapa teman siapa musuh...



Siapa teman siapa musuh...

Tidak hanya di lingkungan politik kita tidak tau siapa teman siapa lawan, teman akrab bisa menjadi lawan, dan lawan  bisa menjadi teman sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin diwujudkan.

Sedih aku mendengar ada salah satu teman yang berkencimpung di partai yang mengatakan bahwa dia harus mengemban amanat partai padahal dia berkedudukan di DPR yang merupakan wakil dari suara rakyat seharusnya mengemban amanat rakyat bukan Partainya!!!.
Hal ini bisa terjadi di lingkungan kita baik di kampung, dipergaulan dan di kantor. Kadang kita tidak tau mana yang benar2 teman mana yang benar2 lawan karena masing-masing mempunyai tujuan, ada yang ingin dihormati, ingin cepat kaya, ingin mencapat jabatan atau ingin jabatannya langgeng.

Dengan mengesampingkan semangat kebenaran dan kebersamaan mereka bersekongkol untuk saling mempengaruhi untuk mewujudkan tujuannya. Dengan alasan demi tujuan bersama, demi tujuan bangsa negara atau demi tujuan perusahaan.ke irian dan kedengkian hati mereka kaburkan dengan kebenaran yang mereka susun tunuk membenarkan apa yang meraka lakukan. 

Mungkin benar dunia ini panggung sandiwara, namun sandiwara yg bagaimana? Apakah kita memerankan apa yang Tuhan tugaskan atau memerankan hawa nafsu kita? Atau memang apa yang terjadi dan kita lakukan adalah memang peran dari Tuhan, Baik atau buruk “menurut kita” adalah peran yang ditugaskan oleh Tuhan?

Tp kenapa hatiku gundah ketika melihat peristiwa yang terjadi didepan mataku yang tidak sesuai dengan ajaran-ajaran kebaikan atau ajaran-ajaran Tuhan yang telah diajarkan kepadaku? Apakah aku kurang  beriman dengan ketentuan Tuhan atas kebaikan dan keburukan yang terjadi di Dunia ini? 

Mungkin apa yang terjadi, yang aku saksikan ini memang ketentuanNYA.. Tuhan Lapangkanlah Dadaku yang sempit ini.. jangan biarkan otakku berkelana dengan logikaku yang terbatas.....




Harus Dijajah untuk maju



Harus Dijajah untuk maju


Seperti kita ketahui bahwa bangsa Indonesi telah 350 tahun dijajah oleh Belanda dan ditambah sebentar oleh Jepang. Dari pengalaman tersebut rupanya mental Dijajah dan menjajah sangat melekat di bangsa Indonesia sampai dengan saat ini.

Kita lokalisir di Jawa, kata-kata mutiara Alon-Alon asal Kelakon, Makan Gak makan asal kumpul dan lain sebagainya masih banyak dianut oleh sebagian masyarakat du pulau jawa ini. Oleh karena itu mungkin inilah salah satu penyebab kdaan sosial budaya kemasyarakatan dan politik kita kacau balau tidak seprti segara-negara lanin yang pernah dijajah oleh negara-negara yang pernah menjajah Indonesia.

Misal singapura dan malaysia yang dulunya juga pernah dijajah, jepang yang hancur lebur oleh Perang Dunia 2, dan Australia yang dulunya adalah tanah pembuangan para penjahat dari Inggris dan lain sebagainya sangatlah jauh kemajuan negara-negara tersebut degan indonesia yang nota bene mempunyai negara yang mamur loh jinawi, mempunyai Sumberdaya manusia dan alam yang sangat kaya namun sampai sekarang masih porak poranda, baik ekomoni, sosial, buda dan politiknya.

Mungkin harus dijajah lagi dengan arti yang baik, dijajah untuk lebih tertib dan maju. Kenapa kita yang kesehariannya kurang tertib dan biasa saja tatkala  berada di negara yang maju seperti Singapura misalnya, kita bisa menjadi seperti orang singapura, yang tertib lalulintas, tidak membuang sampah sembarangan, tidak urakan di tempat umum, tertib antri Dll dan Kenapa saat di negara kita sendiri kita tidak bisa seperi saat di kota negara maju tersebut?

Apakah karena kita terpaksa apabila berada di Singapura dan tidak terpaksa di negara sendiri?

 Mungkin benar kita harus dijajah dengan aturan-aturan yang super ketat untuk kepentingan publik, hukuman yang berat untuk dosa publik misal korupsi atau denda yang tinggi untuk kegiatan yang mengganggu ketertiban.

Yang perlu kita siapkan mungkin mental kita, kesiapan kita untuk tumbuh lebih baik dan maju, bukan pembangunan tempat-tempat yang indah dan megah tanpa diimbangi dengan kesiapan mental masyarakat untuk menerima kemajuan tiu sendiri.



Siapkah Anda?????

Cinta sejati itu tanpa embel-embel.



Cinta sejati itu tanpa embel-embel.


Banyak dari kita bilang cinta.. tetapi apa yang dilakukan jauh dari makna cinta itu sendiri, kadang cinta dan nafsu, ego menjadi satu tanpa tersadari, tanpa sadar kita jenuh akan suatu hubungan, kadang kita marah jika perhatian kita diabaikan, marah ketika”cinta kita tak terbalaskan, tidak menerima kekurangan orang yang kita “cintai”


Lalu apa dan bagaimana cinta itu sendiri?


Mungkin seperti matahari memberikan sinarnya tanpa minta imbal balik bagi dunia yang dia sinari meski kadang beberapa dari kita takut kena sinarnya. Seperti daun2 yang tumbuh dan seringkali tampa sadar kita menginjaknya atau menyobeknya. Mereaka tidak protes ketika ditebang, ketika dihalangi.


Cinta kita kemana?


Apakah kita harus berserah kepada manusia? Cinta kita untuk seseorang? Bagaimana cinta kita kepada Sang Maha Pencipta? Apakah kita sudah cinta padaNYA? Apakah cinta kita kepada manusia atau dunia ini melebihi cinta kita kepadaNYA.


Lalu bagaimana kita harus menyingkapi kehidupan kita didunia ini? Apakah kita harus berserah dengan apa yang terjadi dengan kita meskipun menurut kita kejadian atau keadaaan itu sangat menjengkelkan, sangat tidak menyenangkan. Ataukah kita sudah terbelenggu dengan kesenangan didunia itu sendiri? 


Bagaimana denga anak istri kita? Karena kadang hati kita tidak terima atas apa yang meraka lakukan, menjengkelkan, menyakiti hati, tidak mau mendengarkan apa yanag kita sampaikan.  Padahal kita sudah memberikan apa yang kita punya dengan maksimal. Apakah lkarena ego kita? Apakah karena kita tidak cinta kepada mereka? Seperti matahari dan alam ini memberikan kebaikannya kepada kita tanpa protes dengan apa yang kita lakukan. 


Apakah kita harus menyeoimbangkan antara cinta kita kepada Tuhan dan kepada manusia? Karean kenyataan yang terjadi jika kita meninggalka mereka, mrekapun tidak akan memikirkan  kita seterusnya. Lalu bagaimana kita mencintai mereka? Apakah sekedarnya? Apakah semaksimal mungkin. Dengan bagaimana? Karean kita tau manusia tidak makan pernah puas dengan apa yang kita berikan kepada mereka? Mampukah kita? Karean apa yang diberikan Tuhanpun kadang tidak pernah kita syukuti, selalu kurang bahkan mungkin seluruh dunia ini milik kita pun masih kurang.


Entahlah, hanya TUHAN yang tau bagaimana kita seharusnya. Mungkin kita hanya harus berserah kepadaNYA. Menyerahkan seluruh persoalan kita, keadaan kita kepadaNYA. Dan dengan tetap berbuat baik, tidak membuat kerusakan di kehidupan ini.

Kawah gunung ijen



Kawah gunung ijen


Gunung ijen merupakan salah satu tempat wisata yang wajib dikunjungi kalau anda berada di Banyuwangi. Karena anda tidak akan menemukan tempat wisata seperti gunung ijen di lain tempat.


Anda bisa menyaksikan alam mengukir bibir kawahnya, para penambangan belerang yang mengais lelehan belerang dari perut gunung ijen, dan Blue fire atau api biru yang membara seakan menunjukkan kekuatannya,


Eksotisme pemandangan alam gunung ijen akan sangat mengagumkan dan memberikan pengalaman yang takkan terlupakan. Sehingga tidak akan ada kata lain yang akan terudap dari bibir anda kecuali Wooowwww....anda bisa turun kebawah sampai menyentuh air kawahnya,dan bisa bendekati penambang belerang juga anda bisa meliat dari dekat api biru yang keluar dari kawah gunung ijen.


Jika anda khusus ingin menyaksikan si api biru anda harus berangkat ke puncak pada tengah malam karean api biru akan muncul dan membesar pada waktu tengah malam hingga pagi hari.


Untuk perjalan kesana sangat mudah apalagi sekarang jalannya sudah diperbaiki  sehingga anda akan menemukan medan berbatu untuk berwisata di gunung, jalan hotmix yang bnisa dilalui oleh berbagai kendaraan akan mempermudah perjalanan anda menuju kesana. Hanya dengan menempuh jarak sekitar 25 Km dari pusat kota banyuwangi dan 1.5jam untuk menuju kesana. Jika menyewa kendaran anda cukup mengeluarkan dana sekitar 500-600rb dan sudah bisa pergi ke gunung ijen degan rombongan keluarga atau teman-teman. 


Dari pos kawah ijen menuju puncak anda harus berjalan kaki selama sekitar 2 jam. Cukup melelahkan  tetapi rasa lelah itu akan terbayarkan dengan pemandangan yang sangat menakjubkan dari puncak dan kawah gunung ijen.

Jangan lupa membawa jaket dan sarung tangan karena cuaca dan suhu udara disana cukup dingin untuk ukuran orang indonesia.